Rabu, 15 April 2009

Bidadari Surga itu….Seperti apa ya…???

Telah ada beberapa buku yang di dalamnya menjabarkan bagaimanakah bidadari surga itu, secara fisik dan non fisik. Dan dari gambaran detail itu, pastinya akan membuat yang tahu akan menjadi sangat merindukan bidadari surga. Untuk singkatnya tentang gambaran seperti apakah bidadari itu, saya cuplikkan ayat-ayat dalam Al-Qur'an dan hadits yang berhasil saya temukan, atau gak sengaja ketemu.

Gambaran Bidadari dalam Al-Qur'anul Karim


"Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jeli matanya, seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik."
(Qs. Ash-Shaaffaat [37]: 48-49)

"Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya." (Qs. Shaad [38]: 52)

"Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin."
(Qs. Ar-Rahmaan [55]: 56)

"Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan." (Qs. Ar-Rahmaan [55]: 58)

"Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik- baik lagi cantik-cantik."
(Qs. Ar-Rahmaan [55]: 70)

"(Bidadari-bidadari) yang jeli, putih bersih, dipingit dalam rumah."
(Qs. Ar-Rahmaan [55]: 72)

"Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin." (Qs. Ar-Rahmaan [55]: 74)

"Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah." (Qs. Ar-Rahmaan [55]: 76)

"mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli." (Qs. Ath-Thuur [52]: 20)

"Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik."
(Qs. Al-Waaqi’ah [56]: 22-23)

"Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya."
(Qs. Al-Waaqi’ah [56]: 35-37)


Gambaran Bidadari dalam Hadits

Ath-Thabarany menuturkan, kami diberi tahu Bakr bin Sahl Ad-Dimyaty, kami diberitahu Amru bin Hisyam Al-Biruny, kami diberitahu Sulaiman bin Abu Karimah, dari Hisyam bin Hassan, dari Al-Hassan, dari ibunya, dari Ummu Salamah Radhiallahuanha, dia berkata, “Saya berkata,”Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli”.”

Beliau menjawab,”Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilau seperti sayap burung nasar.”

Saya berkata lagi,”Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku tentang firman Allah, “˜Laksana mutiara yang tersimpan baik.”(Al-Waqi'ah: 23)

Beliau menjawab,”Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.”

Saya berkata lagi,”Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, “˜Di dalam surga-surga ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.” (Ar-Rahmaan: 70)

Beliau menjawab,”Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jeli.”

Saya berkata lagi,”Jelaskan padaku firman Allah, “seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik.” (Ash-Shaaffaat: 49)

Beliau menjawab,”Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit bagian luar, atau yang biasa disebut putih telur.”

Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan padaku firman Allah, “˜Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (Al-Waaqi'ah: 37)

Beliau menjawab,”Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya sebaya.”

................(hingga akhir hadits).

Disebutkan dalam catatan kaki buku Raudhatul Muhibbin, halaman 201: ”Pengarang (Ibnul Qoyyim) menyebutkan hadits ini di dalam bukunya Hadil Arwah. Di sana dia memberi catatan: Sulaiman bin Abu Karamah menyendiri dalam riwayat ini. Abu Hatim menganggapnya dha’if. Menurut Ibnu Ady, mayoritas hadits-haditsnya adalah mungkar dan saya tidak melihat orang-orang dahulu membicarakannya. Kemudian dia menyebutkan hadits ini dari jalannya seraya berkata, “Hanya sanad inilah yang diketahui.”

Nah, dari sedikit gambaran (visualisasi) dari sosok bidadari itu, sudahkah dapat membuat kita (yang ikhwan) merindukannya?? [ ]

Rujukan:

Al Qur’an Al Karim

Raudhah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin (Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu), karya Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, terbitan Daarul Falah.

Sabtu, 11 April 2009

The Interesting Phenomenon fron Some Mathematical Formulas

pusing kn ktmu am artikel2 yg huruf smua isi'a??
nah.. biar ga bosen ni ad artikel yg isi'a angka2 memulu + pke bhs inggris lg (pdhal yg posting remed bhs inggris mulu... sssttt jgn blg2 ya.. haha)


I got this information from a mailing list, which was sent by Miss Anis. Read it, and you'll be amazed. ^_^

Just check this out, I just wanna give you some information. I hope it will be usefull for us.
Just look this one, and what are you thinking then?

1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321

1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 +10= 1111111111

9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654 x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888

Brilliant, isn't it?
And look at this symmetry:

1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111=123456789 87654321

Now, take a look at this.
101%

From a strictly mathematical viewpoint:
What Equals 100%? What does it mean to give MORE than 100%?
Ever wonder about those people who say they are giving more than 100%?
We have all been in situations where someone wants you to GIVE OVER
100%.

How about ACHIEVING 101%?

What equals 100% in life?

Here's a little mathematical formula that might help answer these
questions:

If:

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

Is represented as:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26.

If:

H-A-R-D-W-O- R- K

8+1+18+4+23+ 15+18+11 = 98%

And:

K-N-O-W-L-E- D-G-E

11+14+15+23+ 12+5+4+7+ 5 = 96%

But:

A-T-T-I-T-U- D-E

1+20+20+9+20+ 21+4+5 = 100%

THEN, look how far the love of God will take you:

L-O-V-E-O-F- G-O-D

12+15+22+5+15+ 6+7+15+4 = 101%

Therefore, one can conclude with mathematical certainty that:

While Hard Work and Knowledge will get you close, and Attitude will
get you there, It's the Love of God that will put you over the top!

It's up to you if you share this with your friends just the way I did.



regards : AnIeZt Zulaikha Dimyati

Kamis, 09 April 2009

Mentalitas Kaum Muslim Ada Pada Bangsa Jepang

Hayoo hayoo... sapa yang ngaku suka am Jepang kudu baca artikel ini...

Kesukaan mestinya dikarenakan oleh rasa berkesannya kita kepada sesuatu, yang kemudian dari rasa kesukaan itu dapat meningkat menjadi kekaguman. Terus terang saja, mungkin saya tidak hanya suka pada Jepang tapi juga kagum. Kagum tentang apa? Ada beberapa hal yang membuat saya kagum kepada negara kepulauan yang terletak di sebelah timur semenanjung Korea itu. Khususnya kagum terhadap karakter yang dimiliki oleh bangsa Jepang, yang membuat Jepang menjadi salah satu negara maju yang memimpin di bidang IPTEK. Bangsa mereka memiliki karakter-karakter unggul yang dibutuhkan setiap bangsa untuk maju. Terlebih lagi bagi kaum Muslimin, karena sesungguhnya karakter dan mentalitas itu telah tertuang dalam kitab suci mereka (Al Qur'an) dan sabda Nabi mereka (Hadits). Maka seharusnyalah bagi kaum Muslimin untuk memiliki karakter-karakter dan mentalitas ini :

1. Kedisiplinan yang Sangat Tinggi
Kedisiplinan merupakan salah satu karakter yang paling terkenal dari bangsa Jepang. Dan memang seperti itulah adanya. Dalam contoh kecil, pernah ada yang bercerita ketika orang Jepang ada janji dengan seseorang, maka paling tidak sepuluh menit sebelum waktu yang disepakati dalam janjian itu sudah ada di tempat janjian. Kedisiplinan bangsa Jepang juga terlihat dalam budaya antri, mentaati peraturan lalu lintas, peraturan perusahaan, sekolah, dan peraturan lainnya. Contoh lain dalam hal-hal sepele, adalah dalam membuang sampah.\
Di Jepang, antara kedisiplinan dan sekolah sangat erat keterkaitannya. Di sana, disiplin dalam berlalu lintas diajarkan sejak TK. Secara teratur ada polisi wanita yang mengunjungi sekolah, untuk menggelar simulasi, bagaimana perilaku yang harus dibangun ketika di jalan. Anak-anak yang mematuhi rambu-rambu lalu lintas disebut manusia, yang tidak melanggar rambu-rambu disebut monyet. Simulasi tersebut memang sederhana. Akan tetapi, konon menjadi akar dari kepatuhan masyarakat Jepang terhadap peraturan lalu lintas.

2. Tekun dan Pekerja Keras
Bangsa Jepang adalah bangsa yang terkenal dengan etos kerja yang tinggi. Kesibukan dalam kerja-kerja hariannya begitu tinggi, hampir 12 hingga 15 jam kerja setiap harinya. Mereka bekerja dengan sangat giat bahkan sangat terkenal sebagai bangsa yang gila kerja (workaholic).
Bagi mereka, bekerja bukanlah semata-mata kerja, namun juga merupakan kesenangan, sehingga mereka sangat enjoy terhadap pekerjaan mereka. Maka seringkali mereka hampir lupa pulang ke rumah, dan suka di kantor atau tempat kerja lain hingga larut malam untuk lembur. Meski tidak semua seperti itu sih.

3. Keinginan untuk selalu Belajar dan Selalu Memperbaiki Hasil Kerja.
a.Semangat Perbaikan yang Terus-menerus (Sustainable Improvement)
Masyarakat Jepang memiliki budaya organisasi yang disebut "Kaizen", artinya "penyempurnaan berkesinambungan". Misalnya dalam aktivitas produksi (kalau dalam perusahaan) yang telah dilakukan, maka akan senantiasa ada evaluasi secara periodik, dan dilakukan perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan yang ada. Sehingga pada periode-periode berikutnya akan semakin terjadi penyempurnaan.
Di negara kita, sebenarnya juga ada budaya organisasi berupa evaluasi terhadap apa-apa yang telah dilakukan. Namun seringnya, hasil evaluasi itu tinggal hasil evaluasi belaka, tidak digunakan untuk memperbaiki kondisi yang ada. Sehingga seringkali kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan terulang kembali.

b. Minat Baca dan Tulis Tinggi
Kegiatan belajar tak akan lepas dari keberadaan buku. Entah itu membacanya, atau menulisnya. Dan bangsa Jepang adalah bangsa yang memiliki kualifikasi yang tinggi terkait hal ini, yakni memiliki minat baca dan minat menulis yang sangat tinggi. Kebiasaan baca mereka terlihat di keseharian, ketika di densha (trem), shinkansen, bus, stasiun, terminal, dan tempat lain, kebanyakan mereka membawa buku dan membacanya.
Begitu juga dalam menulis, banyak sekali jenis buku yang ada di sana, dan juga jenis penulisnya. Banyak penulis-penulis amatir yang bukunya diterbitkan oleh penerbit karena memang dirasa bagus. Misalnya, ada ibu rumah tangga yang menuliskan tips pindah rumah yang efisien, teknik menanak nasi yang enak, dan sebagainya. Tulisan-tulisan mereka berdasarkan pengalaman pribadi, dan juga riset kecil-kecilan yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Ini tak lepas dari kebiasaan riset mereka.
Di Jepang produksi buku per tahun 60.000-70.000 judul buku. Sebagai gambaran, saat ini produksi buku di Indonesia 7000-10.000 judul buku pertahun, padahal dilihat dari perbandingan jumlah penduduk, penduduk Indonesia jauh lebih banyak dari penduduk Jepang.
Jumlah toko buku di Jepang sama dengan jumlah toko buku di Amerika Serikat, padahal Amerika Serikat dua puluh enam kali lebih luas dan berpenduduk dua kali lebih banyak daripada Jepang. Toko buku adalah salah satu tempat yang paling sering dikunjungi. Jika supermarket dan toko lain di Jepang biasanya tutup pukul 20.00, toko buku biasanya masih tetap buka hingga larut malam. Banyak pengunjung yang sekadar tachi-yomi, atau berkunjung dan membaca buku di sana, belum tentu membeli. Rasanya hal itu cuma mengotori pandangan toko buku sih (istilah Jawanya, nyepet-nyepeti mata^^), tapi kenyataannya ada pengaruh terhadap buku yang terbeli oleh pengunjung juga. Makanya pemilik toko buku tidak risih melihat banyak yang hanya tachi-yomi^^.\
Angka melek huruf (literacy rate) di Jepang mencapai 99 persen. Oleh UNDP (United Nations Development Programme), angka melek huruf telah dijadikan salah satu indikator untuk mengukur kualitas bangsa. Tinggi rendahnya angka melek huruf menentukan tinggi rendahnya indeks pembangunan manusia atau HDI (Human Development Index); dan tinggi rendahnya HDI menentukan kualitas bangsa.

c. Sistem Pendidikan yang Baik Beserta Faktor Pendukungnya dan Sense Penelitian yang Tinggi
Bisa dikatakan bangsa Jepang adalah kaum peneliti, karena sejak kecil sudah dibiasakan sense penelitian dibangun dalam diri generasi muda. Misalnya ketika liburan sekolah ada penugasan melakukan penelitian bertema bebas, yang kemudian dibuat laporannya dan dipresentasikan di depan kelas setelah sekolah masuk. Bagi yang hasil penugasan dan presentasinya paling baik (menarik) akan mendapat penghargaan dari guru.
Semua level pendidikan di sana mendasarkan pada pengembangan riset dan IPTEK. Termasuk perguruan tinggi yang selain menjadi penghasil SDM spesialis, juga menjadi lembaga penelitian pusat dihasilkannya inovasi-inovasi teknologi. Apalagi didukung pemerintah dengan anggaran pendidikan yang tinggi, yang untuk keperluan penelitian saja negara menganggarkan 20% dari keseluruhan anggaran. Apalagi jumlah peneliti di Jepang hampir sepertiga jumlah peneliti di dunia, sekitar 730.000 peneliti berkumpul di sana!
Selain dukungan pemerintah, pihak industri pun tak ketinggalan menjalin kerjasama, yang dikenal dengan san-gaku-renkei (san berarti industri, gaku berarti dunia akademis, dan renkei berarti kerja sama). Media juga memiliki peran penting di sana untuk sosialisasi IPTEK. Media bukan hanya sarana hiburan, namun juga sarana pendidikan. Banyak acara di TV Jepang berupa kuliah-kuliah dari para profesor dari pelbagai bidang. Di televisi dan media cetak, berita perkembangan IPTEK dan sosialisasi hasil penelitian selalu disajikan, dan memang menjadi ujung tombak pemasaran media-media tersebut. Karena IPTEK bagi bangsa Jepang adalah tulang punggung perekonomiannya.
Sebagai gambaran sederhana tentang bagaimana kreativitas dan inovasi bangsa Jepang, dapat dilihat pada acara "Masquerade", yang juga ditayangkan oleh salah satu TV swasta di Indonesia. Banyak sekali peserta lomba yang memiliki ide unik, sangat kreatif dan inovatif untuk membuat pertunjukan dari manusia.

4. Sikap Bertanggung Jawab dan Sifat Malu yang Tinggi
Bangsa Jepang adalah bangsa yang memiliki sikap bertanggung jawab yang tinggi, disertai rasa malu yang tinggi, khususnya jika melakukan kesalahan atau tidak bisa melaksanakan tugas dengan baik. Meski bentuk pertanggung jawaban itu seringkali dilakukan dengan tidak benar menurut Islam (dengan bunuh diri, tingkat bunuh diri di Jepang tergolong paling tinggi), namun dari aspek kualitas pertanggung jawabannya menunjukkan tingkat sangat tinggi.
Dari rasa bertanggung jawab dan sifat malu yang tinggi inilah, implikasi dalam membentuk jati diri bangsa yang "knowledged community" sangat besar. Katakanlah misalnya, dalam masalah penghormatan terhadap HAM, masalah law enforcement, masalah kebersihan moral aparat, dan sebagainya. Termasuk sikap mereka dalam berlalu lintas sebagai contoh paling sederhana. Orang Jepang lebih suka memilih menggunakan jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan raya. Bagaimana taatnya mereka untuk menunggu lampu traffic light menjadi hijau, meskipun di jalan itu sudah tak ada lagi kendaraan yang lewat. Bagaimana mereka secara otomatis membentuk antrian di setiap keadaan yang membutuhkan, contohnya dalam pembelian tiket kereta, masuk ke stadion untuk nonton sepak bola, di halte bus, bahkan untuk memakai toilet umum di stasiun-stasiun, mereka berjajar rapi menunggu giliran. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.

5. Sangat Ekonomis, Bukan Pemboros dan Tidak Konsumtif
Ini terlihat di dalam fenomena kehidupan sehari-hari di Jepang, misalnya dalam berbelanja. Pada saat setengah jam sebelum tutup, supermarket atau swalayan di Jepang jauh lebih ramai dari jam-jam biasanya. Karena supermarket di Jepang biasanya akan memotong harga hingga 50% pada waktu-waktu seperti itu. Contoh lain, seorang ibu rumah tangga rela berjalan, mengayuh sepeda atau naik motor lebih jauh untuk ke sebuah toko yang harga barang di sana lebih murah, bahkan hanya 10-20 yen. Yah, gambaran ini bisa kita lihat dari salah satu tokoh anime atau manga Jepang, Misae, ibunya Shinchan (Nohara Shinosuke), yang sangat tajam sensenya terhadap diskon barang atau dalam mencari barang lebih murah.
Sampai segitunya bangsa Jepang. Padahal kalau dilihat, mereka bukanlah bangsa yang miskin. GDP bangsa Jepang tergolong tinggi di dunia. Kita bandingkan dengan bangsa Indonesia yang memiliki GDP rendah, mereka punya sedikit uang saja sudah pusing memikirkan akan dibelanjakan apa dan di mana. Sudah bingung mau shopping di mana, mau beli motor apa, HP merek apa, dan sebagainya.

6. Budaya Kesopanan, Rendah hati dan Menghormati Orang Lain.
Coba, kalau kita ke Jepang, atau ketika di Indonesia berpapasan dengan orang Jepang, kemudian kita pura-pura menabraknya. Maka biasanya secara otomatis mereka akan membungkuk dan mengucapkan "gomennasai" (mohon maaf). Entah yang salah (yang menabrak duluan) siapa, namun dengan cepatnya sebelum kita bereaksi apa-apa, mereka lebih dahulu meminta maaf. Ini hanya contoh kecil, hanya masalah tabrak-menabrak. Hal ini sudah menjadi semacam reflek bagi mereka, untuk meminta maaf di tiap keadaan yang kira-kira tidak mengenakkan orang lain.
Saya teringat pada salah satu film drama Jepang (dorama) berjudul "Friend", di sana tokoh utama wanita bernama Tomoko (Kyoko Fukada) berkali kali meminta maaf kepada Kim Ji Hoon (Won Bin) karena telah melakukan kesalahan. Tomoko berkali-kali mengatakan "gomennasai", dan terus mengikuti Ji Hoon ketika belum dimaafkan.
Sebaliknya jika orang Jepang menerima kebaikan dari orang lain, seperti beberapa bangsa lain, maka berkali-kali mereka berterima kasih, berkali kali mengucap "doumo arigatou". Kalau kita mungkin juga mengucapkan terima kasih, tapi sekali saja dan kedengaran bukan ucapan terima kasih yang tulus.
Mungkin akan lebih panjang dan banyaknya jika kita menggali lebih dalam kelebihan sifat, sikap dan karakter bangsa Jepang untuk dijadikan pelajaran bagi kita. Bukan bermaksud untuk membandingkan, namun sekali lagi untuk diambil pelajarannya. Bangsa Jepang yang jauh dari agama Islam ternyata dalam aplikasi kesehariannya memiliki karakter-karakter yang seharusnya dimiliki kaum Muslimin. Sedangkan Indonesia yang mayoritas Muslim, justru sebagian besar jauh dari sifat-sifat ini.
Meski saat ini Jepang semakin terancam akan kebangkrutan ekonomi, karena ada beberapa negara yang mulai menyusul kemajuan IPTEK Jepang, seperti Korea dan China, tapi minimal kita dapat mengambil sebuah hikmah. Bahwa Jepang yang memiliki sumber daya alam sangat minimal, terletak di daerah rawan bencana, ternyata mampu menjadi nomor satu dalam teknologi di dunia. Itu karena kualitas SDM yang mumpuni dengan pelbagai karakteristiknya. Bagaimana jadinya jika Indonesia yang memiliki SDA berupa bahan tambang mineral, sumber energi, kekayaan laut dan hutan serta kesuburan tanah yang tinggi ini memiliki kualitas SDM seperti Jepang. Indonesia pasti akan memimpin dunia!!
"Sesungguhnya hikmah adalah milik kaum Muslimin. Maka jika seorang Muslim menemukan hikmah itu, dari manapun itu berasal, maka dialah yang paling berhak mengambilnya."

wess keren ya Jepang.. haha
kl yang ngaku suka Jepang kudu ada kriteria kya artikel d atas..
Chayoo Pemuda Pemudi Islam (^_^)

13 Hal Yang Tidak Disukai Pria dari Wanita

Pertama, perempuan yang kelaki-lakian, “mustarjalah”

Perempuan tipe ini menempati urutan pertama dari sifat yang paling tidak disukai laki-laki. Padahal banyak perempuan terpandang berkeyakinan bahwa laki-laki mencintai perempuan “yang memiliki sifat perkasa”. Namun survai itu justru sebaliknya, bahwa para peserta survai dari kalangan laki-laki menguatkan bahwa perempuan seperti ini telah hilang sifat kewanitannya secara fitrah. Mereka menilai bahwa perangai itu tidak asli milik perempuan. Seperti sifat penunjukan diri lebih kuat secara fisik, sebagaimana mereka menyaingi laki-laki dalam berbagai bidang kerja, terutama bidang yang semestinya hanya untuk laki-laki… Mereka bersuara lantang menuntut haknya dalam dunia kepemimpinan dan jabatan tinggi! Sebagian besar pemuda yang ikut serta dalam survai ini mengaku tidak suka berhubungan dengan tipe perempuan seperti ini.

Kedua, perempuan yang tidak bisa menahan lisannya, “Tsartsarah”

Tipe perempuan ini menempati urutan kedua dari sifat yang tidak disukai laki-laki, karena perempuan yang banyak omong dan tidak memberi kesempatan orang lain untuk berbicara, menyampaikan pendapatnya, umumnya lebih banyak memaksa dan egois. Karena itu kehidupan rumah tangga terancam tidak bisa bertahan lebih lama, bahkan berubah menjadi “neraka”.

Ketiga, perempuan materialistis, “Maaddiyah”

Adalah tipe perempuan yang orientasi hidupnya hanya kebendaan dan materi. Segala sesuatu dinilai dengan harga dan uang. Tidak suka ada pengganti selain materi, meskipun ia lebih kaya dari suaminya.

Keempat, perempuan pemalas, “muhmalah”

Tipe perempuan ini menempati urutan keempat dari sifat perempuan yang tidak disukai laki-laki.

Kelima, perempuan bodoh, “ghobiyyah”

Yaitu tipe perempuan yang tidak memiliki pendapat, tidak punya ide dan hanya bersikap pasif.

Keenam, perempuan pembohong, “kadzibah”

Tipe perempuan yang tidak bisa dipercaya, suka berbohong, tidak berkata sebenarnya, baik menyangkut masalah serius, besar atau masalah sepele dan remeh. Tipe perempuan ini sangat ditakuti laki-laki, karena tidak ada yang bisa dipercaya lagi dari segala sisinya, dan umumnya berkhianat terhadap suaminya.

Ketujuh, perempuan yang mengaku serba hebat, “mutabahiyah”

Tipe perempuan ini selalu menyangka dirinya paling pintar, ia lebih hebat dibandingkan dengan lainnya, dibandingkan suaminya, anaknya, di tempat kerjanya, dan kedudukan materi lainnya…

Kedelapan, perempuan sok jagoan, tidak mau kalah dengan suaminya

Tipe perempuan yang selalu menunjukkan kekuatan fisiknya setiap saat.

Kesembilan, perempuan yang iri dengan perempuan lainnya.

Adalah tipe perempuan yang selalu menjelekkan perempuan lain.

Kesepuluh, perempuan murahan, “mubtadzilah”

Tipe perempuan pasaran yang mengumbar omongannya, perilakunya, menggadaikan kehormatan dan kepribadiannya di tengah-tengah masyarakat.

Kesebelas, perempuan yang perasa, “syadidah hasasiyyah”

Tipe perempuan seperti ini banyak menangis yang mengakibatkan laki-laki terpukul dan terpengaruh semenjak awal. Suami menjadi masyghul dengan sikap cengengnya.

Keduabelas, perempuan pencemburu yang berlebihan, “ghayyur gira zaidah”

Sehingga menyebabkan kehidupan suaminya terperangkap dalam perselisihan, persengketaan tak berkesudahan.

Ketigabelas perempuan fanatis, “mumillah”

Model perempuan yang tidak mau menerima perubahan, nasehat dan masukan meskipun itu benar dan ia membutuhkannya. Ia tidak mau menerima perubahan dari suaminya atau anak-anaknya, baik dalam urusan pribadi atau urusan rumah tangganya secara umum. Model seperti ini memiliki kemampuan untuk nerimo dengan satu kata, satu cara, setiap harinya selama tiga puluh tahun, tanpa ada rasa jenuh!


hayoo... ga mw kn ky gtu??

so.. mulai dr skrng prbaikiin diri kita yuk ukhtiku trsayang...

13 Hal Yang Disukai Pria dari Wanita

Cinta adalah fitrah manusia. Cinta juga salah satu bentuk kesempurnaan penciptaan yang Allah berikan kepada manusia. Allah menghiasi hati manusia dengan perasaan cinta pada banyak hal. Salah satunya cinta seorang lelaki kepada seorang wanita, demikian juga sebaliknya.

Rasa cinta bisa menjadi anugerah jika luapkan sesuai dengan bingkai nilai-nilai ilahiyah. Namun, perasaan cinta dapat membawa manusia ke jurang kenistaan bila diumbar demi kesenangan semata dan dikendalikan nafsu liar.

Islam sebagai syariat yang sempurna, memberi koridor bagi penyaluran fitrah ini. Apalagi cinta yang kuat adalah salah satu energi yang bisa melanggengkan hubungan seorang pria dan wanita dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Karena itu, seorang pria shalih tidak asal dapat dalam memilih wanita untuk dijadikan pendamping hidupnya. Ada banyak faktor yang disukai oleh pria dari wanita yaitu sbagai berikut :

1. Karena Akidahnya yang Shahih

Keluarga adalah salah satu benteng akidah. Sebagai benteng akidah, keluarga harus benar-benar kokoh dan tidak bisa ditembus. Jika rapuh, maka rusaklah segala-galanya dan seluruh anggota keluarga tidak mungkin selamat dunia-akhirat. Dan faktor penting yang bisa membantu seorang lelaki menjaga kekokohan benteng rumah tangganya adalah istri shalihah yang berakidah shahih serta paham betul akan peran dan fungsinya sebagai madrasah bagi calon pemimpin umat generasi mendatang.

Allah menekankah hal ini dalam firmanNya, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Al-Baqarah: 221)

2. Karena paham agama dan mengamalkannya

Ada banyak hal yang membuat seorang lelaki mencintai wanita. Ada yang karena kemolekannya semata. Ada juga karena status sosialnya. Tidak sedikit lelaki menikahi wanita karena wanita itu kaya. Tapi, kata Rasulullah yang beruntung adalah lelaki yang mendapatkan wanita yang faqih dalam urusan agamanya. Itulah wanita dambaan yang lelaki shalih.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan beruntung.” (Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw. juga menegaskan, “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang paling baik adalah wanita yang shalihah.” (Muslim, Ibnu Majah, dan Nasa’i).

Jadi, hanya lelaki yang tidak berakal yang tidak mencintai wanita shalihah.

3. Dari keturunan yang baik

Rasulullah saw. mewanti-wanti kaum lelaki yang shalih untuk tidak asal menikahi wanita. “Jauhilah rumput hijau sampah!” Mereka bertanya, “Apakah rumput hijau sampah itu, ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Wanita yang baik tetapi tinggal di tempat yang buruk.” (Daruquthni, Askari, dan Ibnu ‘Adi)

Karena itu Rasulullah saw. memberi tuntunan kepada kaum lelaki yang beriman untuk selektif dalam mencari istri. Bukan saja harus mencari wanita yang tinggal di tempat yang baik, tapi juga yang punya paman dan saudara-saudara yang baik kualitasnya. “Pilihlah yang terbaik untuk nutfah-nutfah kalian, dan nikahilah orang-orang yang sepadan (wanita-wanita) dan nikahilah (wanita-wanitamu) kepada mereka (laki-laki yang sepadan),” kata Rasulullah. (Ibnu Majah, Daruquthni, Hakim, dan Baihaqi).

“Carilah tempat-tempat yang cukup baik untuk benih kamu, karena seorang lelaki itu mungkin menyerupai paman-pamannya,” begitu perintah Rasulullah saw. lagi. “Nikahilah di dalam “kamar” yang shalih, karena perangai orang tua (keturunan) itu menurun kepada anak.” (Ibnu ‘Adi)

Karena itu, Utsman bin Abi Al-’Ash Ats-Tsaqafi menasihati anak-anaknya agar memilih benih yang baik dan menghindari keturunan yang jelek. “Wahai anakku, orang menikah itu laksana orang menanam. Karena itu hendaklah seseorang melihat dulu tempat penanamannya. Keturunan yang jelek itu jarang sekali melahirkan (anak), maka pilihlah yang baik meskipun agak lama.”

4. Masih gadis

Siapapun tahu, gadis yang belum pernah dinikahi masih punya sifat-sifat alami seorang wanita. Penuh rasa malu, manis dalam berbahasa dan bertutur, manja, takut berbuat khianat, dan tidak pernah ada ikatan perasaan dalam hatinya. Cinta dari seorang gadis lebih murni karena tidak pernah dibagi dengan orang lain, kecuali suaminya.

Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan menikah dengan gadis. “Hendaklah kalian menikah dengan gadis, karena mereka lebih manis tutur katanya, lebih mudah mempunyai keturunan, lebih sedikit kamarnya dan lebih mudah menerima yang sedikit,” begitu sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi.

Tentang hal ini A’isyah pernah menanyakan langsung ke Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika engkau turun di sebuah lembah lalu pada lembah itu ada pohon yang belum pernah digembalai, dan ada pula pohon yang sudah pernah digembalai; di manakah engkau akan menggembalakan untamu?” Nabi menjawab, “Pada yang belum pernah digembalai.” Lalu A’isyah berkata, “Itulah aku.”

Menikahi gadis perawan akan melahirkan cinta yang kuat dan mengukuhkan pertahanan dan kesucian. Namun, dalam kondisi tertentu menikahi janda kadang lebih baik daripada menikahi seorang gadis. Ini terjadi pada kasus seorang sahabat bernama Jabir.

Rasulullah saw. sepulang dari Perang Dzat al-Riqa bertanya Jabir, “Ya Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Jabir menjawab, “Sudah, ya Rasulullah.” Beliau bertanya, “Janda atau perawan?” Jabir menjawab, “Janda.” Beliau bersabda, “Kenapa tidak gadis yang engkau dapat saling mesra bersamanya?” Jabir menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku telah gugur di medan Uhud dan meninggalkan tujuh anak perempuan. Karena itu aku menikahi wanita yang dapat mengurus mereka.” Nabi bersabda, “Engkau benar, insya Allah.”

5. Sehat jasmani dan penyayang

Sahabat Ma’qal bin Yasar berkata, “Seorang lelaki datang menghadap Nabi saw. seraya berkata, “Sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang baik dan cantik, namun ia tidak bisa melahirkan. Apa sebaiknya aku menikahinya?” Beliau menjawab, “Jangan.” Selanjutnya ia pun menghadap Nabi saw. untuk kedua kalinya, dan ternyata Nabi saw. tetap mencegahnya. Kemudian ia pun datang untuk ketiga kalinya, lalu Nabi saw. bersabda, “Nikahilah wanita yang banyak anak, karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat lain.” (Abu Dawud dan Nasa’i).

Karena itu, Rasulullah menegaskan, “Nikahilah wanita-wanita yang subur dan penyayang. Karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya kalian dari umat lain.” (Abu Daud dan An-Nasa’i)

6. Berakhlak mulia

Abu Hasan Al-Mawardi dalam Kitab Nasihat Al-Muluk mengutip perkataan Umar bin Khattab tentang memilih istri baik merupakan hak anak atas ayahnya, “Hak seorang anak yang pertama-tama adalah mendapatkan seorang ibu yang sesuai dengan pilihannya, memilih wanita yang akan melahirkannya. Yaitu seorang wanita yang mempunyai kecantikan, mulia, beragama, menjaga kesuciannya, pandai mengatur urusan rumah tangga, berakhlak mulia, mempunyai mentalitas yang baik dan sempurna serta mematuhi suaminya dalam segala keadaan.”

7. Lemah-lembut

Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari A’isyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Wahai A’isyah, bersikap lemah lembutlah, karena sesungguhnya Allah itu jika menghendaki kebaikan kepada sebuah keluarga, maka Allah menunjukkan mereka kepada sifat lembah lembut ini.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada sebuah keluarga, maka Allah memasukkan sifat lemah lembut ke dalam diri mereka.”

8. Menyejukkan pandangan

Rasulullah saw. bersabda, “Tidakkah mau aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling baik dari seorang wanita? (Yaitu) wanita shalihah adalah wanita yang jika dilihat oleh suaminya menyenangkan, jika diperintah ia mentaatinya, dan jika suaminya meninggalkannya ia menjaga diri dan harta suaminya.” (Abu daud dan An-Nasa’i)

“Sesungguhnya sebaik-baik wanitamu adalah yang beranak, besar cintanya, pemegang rahasia, berjiwa tegar terhadap keluarganya, patuh terhadap suaminya, pesolek bagi suaminya, menjaga diri terhadap lelaki lain, taat kepada ucapan dan perintah suaminya dan bila berdua dengan suami dia pasrahkan dirinya kepada kehendak suaminya serta tidak berlaku seolah seperti lelaki terhadap suaminya,” begitu kata Rasulullah saw. lagi.

Maka tak heran jika Asma’ binti Kharijah mewasiatkan beberapa hal kepada putrinya yang hendak menikah. “Engkau akan keluar dari kehidupan yang di dalamnya tidak terdapat keturunan. Engkau akan pergi ke tempat tidur, di mana kami tidak mengenalinya dan teman yang belum tentu menyayangimu. Jadilah kamu seperti bumi bagi suamimu, maka ia laksana langit. Jadilah kamu seperti tanah yang datar baginya, maka ia akan menjadi penyangga bagimu. Jadilah kamu di hadapannya seperti budah perempuan, maka ia akan menjadi seorang hamba bagimu. Janganlah kamu menutupi diri darinya, akibatnya ia bisa melemparmu. Jangan pula kamu menjauhinya yang bisa mengakibatkan ia melupakanmu. Jika ia mendekat kepadamu, maka kamu harus lebih mengakrabinya. Jika ia menjauh, maka hendaklah kamu menjauh darinya. Janganlah kami menilainya kecuali dalam hal-hal yang baik saja. Dan janganlah kamu mendengarkannya kecuali kamu menyimak dengan baik dan jangan kamu melihatnya kecuali dengan pandangan yang menyejukan.”

9. Realistis dalam menuntut hak dan melaksanakan kewajiban

Salah satu sifat terpuji seorang wanita yang patut dicintai seorang lelaki shalih adalah qana’ah. Bukan saja qana’ah atas segala ketentuan yang Allah tetapkan dalam Al-Qur’an, tetapi juga qana’ah dalam menerima pemberian suami. “Sebaik-baik istri adalah apabila diberi, dia bersyukur; dan bila tak diberi, dia bersabar. Engkau senang bisa memandangnya dan dia taat bila engkau menyuruhnya.” Karena itu tak heran jika acapkali melepas suaminya di depan pintu untuk pergi mencari rezeki, mereka berkata, “Jangan engkau mencari nafkah dari barang yang haram, karena kami masih sanggup menahan lapar, tapi kami tidak sanggup menahan panasnya api jahanam.”

Kata Rasulullah, “Istri yang paling berkah adalah yang paling sedikit biayanya.” (Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi dari A’isyah r.a.)

Tapi, “Para wanita mempunyai hak sebagaimana mereka mempunyai kewajiban menurut kepantasan dan kewajaran,” begitu firman Allah swt. di surah Al-Baqarah ayat 228. Pelayanan yang diberikan seorang istri sebanding dengan jaminan dan nafkah yang diberikan suaminya. Ini perintah Allah kepada para suami, “Berilah tempat tinggal bagi perempuan-perempuan seperti yang kau tempati. Jangan kamu sakiti mereka dengan maksud menekan.” (At-Thalaq: 6)

10. Menolong suami dan mendorong keluarga untuk bertakwa

Istri yang shalihah adalah harta simpanan yang sesungguhnya yang bisa kita jadikan tabungan di dunia dan akhirat. Iman Tirmidzi meriwayatkan bahwa sahabat Tsauban mengatakan, “Ketika turun ayat ‘walladzina yaknizuna… (orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah), kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Lalu, sebagian dari sahabat berkata, “Ayat ini turun mengenai emas dan perak. Andaikan kami tahu ada harta yang lebih baik, tentu akan kami ambil”. Rasulullah saw. kemudian bersabda, “Yang lebih utama lagi adalah lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, dan istri shalihah yang akan membantu seorang mukmin untuk memelihara keimanannya.”

11. Mengerti kelebihan dan kekurangan suaminya

Nailah binti Al-Fafishah Al-Kalbiyah adalah seorang gadis muda yang dinikahkan keluarganya dengan Utsman bin Affan yang berusia sekitar 80 tahun. Ketika itu Utsman bertanya, “Apakah kamu senang dengan ketuaanku ini?” “Saya adalah wanita yang menyukai lelaki dengan ketuaannya,” jawab Nailah. “Tapi ketuaanku ini terlalu renta.” Nailah menjawab, “Engkau telah habiskan masa mudamu bersama Rasulullah saw. dan itu lebih aku sukai dari segala-galanya.”

12. Pandai bersyukur kepada suami

Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada suaminya, sedang ia sangat membutuhkannya.” (An-Nasa’i).

13. Cerdas dan bijak dalam menyampaikan pendapat

Siapa yang tidak suka dengan wanita bijak seperti Ummu Salamah? Setelah Perjanjian Hudhaibiyah ditandatangani, Rasulullah saw. memerintahkan para sahabat untuk bertahallul, menyembelih kambing, dan bercukur, lalu menyiapkan onta untuk kembali pulang ke Madinah. Tetapi, para sabahat tidak merespon perintah itu karena kecewa dengan isi perjanjian yang sepertinya merugikan pihak kaum muslimin.

Rasulullah saw. menemui Ummu Salamah dan berkata, “Orang Islam telah rusak, wahai Ummu Salamah. Aku memerintahkan mereka, tetapi mereka tidak mau mengikuti.”

Dengan kecerdasan dalam menganalisis kejadian, Ummu Salamah mengungkapkan pendapatnya dengan fasih dan bijak, “Ya Rasulullah, di hadapan mereka Rasul merupakan contoh dan teladan yang baik. Keluarlah Rasul, temui mereka, sembelihlah kambing, dan bercukurlah. Aku tidak ragu bahwa mereka akan mengikuti Rasul dan meniru apa yang Rasul kerjakan.”

Subhanallah, Ummu Salamah benar. Rasulullah keluar, bercukur, menyembelih kambing, dan melepas baju ihram. Para sahabat meniru apa yang Rasulullah kerjakan. Inilah berkah dari wanita cerdas lagi bijak dalam menyampaikan pendapat. Wanita seperti inilah yang patut mendapat cinta dari seorang lelaki yang shalih.[ ]

sudahkah kita masuk kriteria itu ukhtiku?? (^_^)

dari: www.dakwatuna.com